Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wukuwuyeAvatar border
TS
wukuwuye
[COC-CLBK] Code 045 : Terbatas, Batas.
#Code045
#TerbatasBatas

Konten Sensitif




Quote:


Spoiler for Keterangan:



*************



Short Story : Pembatas Antara Waktu dan Ruang



Di suatu ruangan,


Nadya terbangun setelah terlelap dengan pulas semalaman, ia tertidur dengan sejuta pemikiran yang tetap terbayang di dalam pikiran bawah sadarnya. Beberapa kenyataan didalam kehidupannya silih berganti membayang jauh di dalam rantaian bayang mimpinya.


" iihh, -jam, berapa sih ini? "


Perempuan muda ini segera menengok keluar kamarnya, matanya tertuju kearah selambu kamarnya. Bunyi pengait kain jendela pun terdengar saat ia menarik selambu kamarnya. Terlihat mata perempuan ini bergerak mengikuti arah kekhawatiran pikirannya, matanya seperti sedang mencari sesuatu di arah luar dalam gelapnya pagi dini hari ini.


Di luar kamar Nadya masih terlihat gelap, jam dinding di kamarnya pun masih menunjuk ke arah jam dua pagi. Namun, aroma kegelisahan terus menerus terasa di kamar perempuan ini. Sesekali ia mengecek gawainya dan mencoba mencari-cari sesuatu dengan tergesa-gesa.


" Rayn, susah banget sih dihubunginnn -duh! "ucap Nadya sembari mematikan gawainya, ia langsung membereskan barang di mejanya dan memasukkan beberapa item ke dalam tas. Ia mulai memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya menuju kearah luar. Jaket tebal yang ada dalam lemari segera ia ambil.


Selagi membuka-buka tas dan mengecek sekali lagi barang bawaannya, Nadya tetap berjalan kedepan, kali ini keluar dari ruangan kamarnya. Ternyata sesaat sesudah ia keluar kamar, terlihat jelas bahwa tempat yang ia tinggali bukanlah rumah biasa.


Namun sebuah apartemen, yap rumah vertikal yang berisikan beberapa penghuni didalamnya yang telah menyewa maupun yang telah membeli unitnya.


Kartu kunci ruangan yang telah ia pakai untuk membuka pintu segera ia masukkan ke dalam tasnya. Dengan berjalan cepat ia segera menuju arah Lift yang berada 10 meter dari arah kamarnya.


Beberapa langkah setelah keluar dari kamar, ia berpapasan dengan penghuni lain " sudah siap sejak pagi-pagi seperti ini kah, kak? " seloroh wanita muda lain yang berpapasan dengan Nadya.


" E- em anu, ngga... " jawab Nadya ke orang itu dengan tambahan senyuman ramah yang dipaksakan di akhirannya. " Para Pihak Terpilih memang harus senantiasa siaga, -yaa?? hehe " timpal perempuan muda itu dengan senyuman kecil kepada Nadya. " Para Riders juga sedang on-track kan? " ucap kembali wanita muda itu setelah tidak dijawab apa-apa oleh Nadya.


Nadya tanpa pikir panjang langsung meninggalkan wanita itu, ia berjalan kearah depan menuju lift " Para Pihak, Riders, Blablabla? duh, k -kenapa harus ada sistem semacam itu sih disini-- " ucap nadya selagi tangannya menekan tombol lift arah ke bawah. Beberapa saat sebelum pintu lift tertutup dan hampir menutup semuanya.


Tiba-tiba ada tangan yang mengimpit pintu lift itu. Seperti lift pada umumnya, saat sensor lift menemukan ada material padat di tengah tengah pintunya. Pintu lift tersebut akan terbuka kembali.


Benda yang menahan pintu lift itu adalah sebuah tangan. Sebuah tangan yang diselimuti oleh sarung tangan hitam yang mungkin terbuat dari kain sweater. Ya, mungkin ada orang yang juga ingin masuk kedalam lift yang dimasuki oleh Nadya. Ternyata benar saat lift terbuka, ada dua orang berpakaian hitam dengan masker diwajahnya yang siap-siap untuk masuk kedalam lift.


Keadaan yang masih pagi buta dan situasi gedung yang masih sepi, membuat Nadya hanya terdiam dan termenung saja di pojok kanan belakang lift ini. " d-diam a-aja, pokonya pintu kebuka, langsung keluar, dah gitu aja Nad. " ungkap Nadya dalam hatinya sambil memegang erat tas bawaannya di depan badan.


Lift ini menunjuk pada lantai 28 dengan Nadya saat awal masuk lift menekan Lantai UG. Saat kedua orang dengan pakaian hitam ini masuk, ternyata mereka tidak menekan apapun di tombol lantai yang ada pada lift. Dapat disimpulkan bahwa lift ini hanya bertujuan kearah satu lantai yaitu UG atau underground.


Lantai underground di dalam gedung ini biasa digunakan oleh para penghuni untuk menyimpan kendaraan pribadi miliknya. Jadi semua orang yang berada di lift sekarang, kemungkinan besar akan menuju pada kendaraannya masing-masing.


Masih banyak lantai yang harus dilalui tiga orang ini untuk menuju kearah lantai UG. Nadya terus menatap kearah bawah dan tidak ingin melakukan tindakan bodoh yang sia=sia dalam keadaan seperti ini.


Salah satu dari dua orang bertubuh besar dan berpakaian hitam itu mulai memiringkan badannya, menunjukkan bahwasanya sepersekian detik lagi akan ada percakapan antara ketiga orang didalam lift ini. Tentunya dimulai dari salah satu orang didepan Nadya.


" Kak, lantai UG bener kan ya, itu parkiran? " ucap salah satu dari kedua orang tersebut. " Iya, bener. " jawab Nadya singkat.


Posisi Nadya sekarang adalah di pojok kanan belakang lift, dan pria barusan yang bertanya berada di posisi dekat tombol pengarah lift yaitu di sebelah kanan depan tepat di depan Nadya.


Lelaki yang satu lagi mulai memiringkan badannya ke kanan, kali ini ia adalah lelaki yang berada pada posisi kiri depan lift. Lelaki yang berada di kiri depan ini berbeda dengan yang berada di kanan. Karena, sorot matanya lebih tajam dan perawakan lebih tegas.


Berbeda dengan lelaki yang berada di kanan yang lebih terlihat natural dan ramah, terlihat dari nada bicaranya saat diawal bertanya kepada Nadya.


" O, bener ya di UG tempat parkir? ini, kamu sendirian kak? malem-malem begini? " tanya pria yang berada di kiri lift. Keadaan seperti ini membuat Nadya beberapa kali meeteskan keringatnya ke bawah lantai.


" Jon, jangan seperti itu dong... kau membuat ia tertekan, oi! " ucap pria berbaju hitam di depan kanan lift. Mata tajam pria disisi kiri tiba-tiba seperti menemukan sesuatu " Woi, i-itu code 045? k-kunci itu " ucap pria di sisi kiri merujuk ke gantungan kunci yang terlihat keluar dari tas Nadya.


" Bro, d-dia wanita terpilih, Para Pihak Terpilih!!! " ucap pria sisi kiri. " h-hah?? apa, Para Pihak Terpilih!!! -k-kenapa mereka ada disini? " timpal lelaki yang disisi kanan yang langsung mencoba meraih tangan Nadya.


Nadya langsung mengelak ayunan tangan laki laki itu yang mencoba meraih tangannya. Keadaan di dalam lift ini semakin tegang saat lift menunjukkan telah berada pada lantai 17. Nadya yang pada posisi belakang lift mencoba pelan-pelan bergeser menjauhi kedua orang didepannya yang berusaha meraih tas dan tangannya.


" S-santai n-nona, kita orang baik, kita cuman perlu gantungan itu... " ucap pria yang berada di sisi kanan lift.


" Ya kak, tenang, semua akan baik-baik saja, jika kau menurut, hehe. " ucap pria yang berada di sisi kiri lift.


Keadaan Nadya sekarang hanya bisa terdiam di pojokan sembari menunggu liftnya terus turun dan mencapai ke lantai underground. Keringat dingin berkucuran di sekujur tubuh Nadya yang terus memberontak saat tangan mereka berdua hendak menyentuhya. Seperti yang semua orang ketahui bahwa kekuatan perempuan tidak sebaik laki-laki.


Keadaan saling memberontak dan rebut-merebut tidak dapat dihindarkan di dalam lift ini.



Hingga..



Lift...



Menunjuk Lantai UG...



TIIINGGG, bunyi lift mencapai lantai tujuan UG.


" RAYYYNNNNN, HIKSSS HIKSSS " teriak Nadya sekeras kerasnya.


Dari kejauhan terlihat lampu depan sepeda motor yang mengarah kearah lift yang perlahan terbuka.


" bgstt, sudah sampai lantai paling bawah... " ucap salah satu pria. " ambil gantungan itu.. cepet.. " timpal pria yang satu lagi.


" woi, woi itu darah...??? "


" s-sori b-bos dia ngeberontak dari tadi, kabur aja buru... "


bruaakkk, bunyi sepeda motor dijatuhkan dari arah depan.


Ternyata dia adalah pria yag daritadi disebutkan oleh Nadya. Ya, pemuda yang menaiki motor ini adalah Rayn. Lelaki ini terlihat langsung menjatuhkan motornya saat melihat Nadya tersungkur lemas duduk di sebuah lift yang terbuka.


" oi---


oi---


gw---


gagal lagi??? ini yang keberapa, hah WOY RAYYNN!!!


ARRGGHHH BGSSTTT.... "
ucap Rayn sembari memegang Nadya yang terkapar lemas di lift ini. Terlihat di badan Nadya telah tertancap sebuah pisau kecil pas di bagian ulu hatinya. Darah terus keluar menetes tak henti hentinya/


" Rayn--- itu k-kamu kah? "


" i-iyaa Nad-- sayang-- maafff-- lagi-- lagi---"


" aku kehilangan gantungan itu lagi rayn... "


Tanpa pikir panjang Rayn langsung membuka barang didalam tasnya, dan mengeluarkan pisau, sepertinya bukan pisau. Iya, benda seperti sebuah keris dan menghujamkan ke tangan sebelah kirinya.





ZZRRTTTTTTTTT, waktu tiba-tiba kembali kearah Rayn.





Yap, ini ceritaku Rayn. Sekarang adalah di tahun 2045 tepatnya berada di Kota Nusantara, yaitu tempat Ibu Kota baru negeri ini. Kami yang berada di kota ini adalah para starter citizen, atau penghuni pilihan, yaitu penghuni pertama sebelum Ibu Kota ini akan dibuka untuk umum di Tahun 2046 nanti.


Ini adalah bulan ke tujuh kami para pihak terpilih berada dan hidup di Pusat Kota baru negeri ini. Banyak sekali eksperimen terjadi di kota yang dirancang sedemikian rupa ini. Para Penghuni Terpilih kota. Dan aku menadapat kekuatan untuk kembali ke waktu acak ketika darah di tangan kiriku mengalir oleh keris aneh ini.


Dan ini adalah percobaanku ke-44 kali untuk menyelamatkan Nadya dari kematian.


Namun, aku..


Kembali gagal.


Namun,


Akan ku coba..


Berkali-kali...


Hingga


Kudapati


Nadya tetap hidup.



Walaupun,



ratusan waktu



yang harus kulalui.





Nad. Tunggu aku. Sayang.




Link Puisi











-- End of ShortStory --



**********



Spoiler for additional note - catatan kaki:


Sumber Images
Diubah oleh wukuwuye 10-07-2022 16:54
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
1
380
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan